MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL HIPOTESIS Untuk ...

 MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN

PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL HIPOTESIS

Untuk Mememenuhi Tugas Mata Metodologi Penelian Gabungan

yang Diampu oleh Dr. Parno, M. Si

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Misva Meltri Purba (4183121050)

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FEBRUARI 2021

Pengertian Hipotesa Penelitian

Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara etimologis, teknis, statistik, dan lain sebagainya. Umumnya pengertian yang banyak digunakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara penelitian. Baiklah, kita akan bahas lebih dalam dan berikan contoh-contoh hipotesis tersebut.

Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian hipotesa berdasarkan para ahli atau pakar:

a. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).

b. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).

c. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).

d. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata, 1991: 49).

e. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000: 69).

f. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih).

Hipotesa Penelitian

Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.

Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau disebut juga dengan hipotesa kira-kira.

Ciri-ciri Rumusan Hipotesis

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesa (Sumadi Suryabrata, 2000: 70), yaitu:

a. Harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam satu rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).

b. Hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat pernyataan).

c. Hendaknya dirumuskan dengan jelas.

d. Harus dapat diuji kebenarannya.

Jenis-jenis Hipotesis Penelitian

Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.

a. Ditinjau dari rumusannya, dibedakan menjadi:

1) Hipotesa kerja, yaitu jawaban sementara “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesa kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.

2) Hipotesa nol atau hipotesa statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja dan sering disingkat Ho.

Ada kalanya peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, dibedakan menjadi:

1) Hipotesis induktif, yaitu hipotesa yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)

2) Hipotesis deduktif, merupakan hipotesa yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).

Hubungan antara hipotesa dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).

Macam Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya

Hipotesis terdapat tiga macam atau jenis atau lebih tepatnya disebut dengan “istilah bentuk hipotesis.”

Hipotesis Deskriptif

Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang bersifat deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.

Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin mengetahui bahwa, apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Maka peneliti tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya? Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu Jamu Merk A yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Hipotesis Deskriptif.

Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori yang digunakannya, yaitu:

H0: Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1: Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Hipotesis Komparatif

Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2 variabel.

Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan antara tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung. Apakah keduanya mempunyai tingkat kematian yang sama atau berbeda.

Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang bersifat jamak. Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat kematian akibat virus Corona, dan yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus flu burung.

Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah Hipotesis Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang perbandingan antara dua variabel yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan tingkat kematian akibat virus flu burung.

Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai dengan konsep keilmuannya, yaitu:

H0: Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu burung. Atau:
H1: Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu burung.

Hipotesis Asosiatif

Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.

Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?

Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?

Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona. Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita.

Maka oleh karena itu, dalam menjawab permasalahan tersebut, hipotesa penelitian yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab didalamnya mengandung makna untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.

Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori yang digunakannya, yaitu:

H0: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita. Atau
H1: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita.

 

CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK

Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun hipotesis untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik, yaitu:

1. Harus menyatakan hubungan

2. Harus sesuai dengan fakta

3. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan

4. Harus dapat diuji

5. Harus sederhana

6. Harus bisa menerangkan fakta

Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam penelitian.

PERUMUSAN HIPOTESIS

Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis yang baik, sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis, tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah dan cara yang benar, sebuah hipotesis yang baik akan memudahkan jalannya proses penelitian.

Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.

 

 

Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.

Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Selain menggunakan teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :

1. Memperoleh dari sumber aslinya

2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber yang asli.

3. Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).

Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain, yakni:

1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk

2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan

3. Analogi

4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman

 

Syarat Penyusunan Hipotesis

Dalam menyusun hipotesa, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain:

1. Haruslah dirumuskan secara singkat, padat serta jelas.

2. Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian.

3. Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teori-teori dari para pakar atau hasil dari penelitian lainnya yang relevan.

Berdasarkan penjelasan yang panjang di atas, mulai dari pengertian sampai dengan jenis-jenis hipotesis, maka statistikian coba membuat kesimpulan tentang artikel Hipotesis atau yang dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Hipotesa. Berikut kesimpulannya:

Kesimpulan Konsep Hipotesis

Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama dalam penelitian kuantitatif.

Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Jenis Hipotesis Penelitian antara lain: Hipotesa kerja, hipotesa nol, hipotesa induktif dan hipotesa deduktif.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html

http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-perumusan-hipotesis

 

 

  MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL RUMUSAN MASALAH ...

 MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN

PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL RUMUSAN MASALAH

Untuk Mememenuhi Tugas Mata Metodologi Penelian Gabungan

yang Diampu oleh Dr. Parno, M. Si

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Kholif Indriastuti (180321614578)

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FEBRUARI 2021


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian yaitu pekerjaan yang berupa menghimpun data baik data dari sumber kepustakaan maupun data dari lapangan. Kemudian penelitian ini dilakukan guna untuk memperoleh data yang tentunya akan diolah sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Setelah menentukan topik dan tema, metodologi, dan pendekatan, peneliti kemudian menyiapkan proposal penelitian. Dalam rangkaian penelitian untuk melakukan sebuah penelitian paling awal yaitu penulisan proposal penelitian. Proposal penelitian dapat ditulis sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini terdapat tiga jenis proposal penelitian yang akan dibahas dalam hal rumusan masalah, yaitu proposal penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode gabungan. Seringkali ditemukan kendala dalam penulisan proposal dalam hal rumusan masalah. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai perbedaan penulisan dan strategi penulisan dalam hal rumusan masalah pada proposal penelitian.

 

Rumusan Masalah

Apa yang harus diperhatikan pada saat menulis rumusan masalah?

Bagaimana langkah-langkah penulisan rumusan masalah pada penelitian dan bagaimana cara merumuskan masalah penelitian agar menjadi baik?

Bagaimana perbedaan penulisan rumusan masalah pada masing-masing kerangka penelitian berdasarkan jenisnya (kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran)?

 

Tujuan Penulisan

Mengetahui pokok penting yang harus diperhatikan saat menulis rumusan masalah.

Mengetahui langkah-langkah penulisan rumusan masalah pada penelitian dan cara merumuskan masalah penelitian agar menjadi baik.

Memahami perbedaan penulisan rumusan masalah pada masing-masing kerangka penelitian berdasarkan jenisnya (kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran).

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yaitu bukanlah mengenai deretan pertanyaan akan tetapi berupa pernyataan. Baru setelah kalimat rumusan masalah tuntas, kemudian membuat pertanyaan penelitian secara terperinci. Rumusan masalah yang dibuat hendaknya/sebaiknya selaras/sejalan dengan tujuan penelitian. Tampak bahwa rumusan masalah adalah pernyataan yang terkait secara erat dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Maka akan terbentuk sebuah struktur kalimat sempurna yang satu sama lain akan saling terkait. Kalimat sempurna yaitu meliputi subjek, objek, dan predikat (Darmalaksana., W. 2020: 15).

Perumusan masalah merupakan hal utama yang ditentukan pada saat pertama kali akan dilakukan riset. Suriasumantri (2003: 312) menyebutkan bahwa rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan apa saja yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti (Ridha., N. 2017: 64-65).

Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti. Dalam rumusan masalah yang dibuat, sudah tergambar dengan jelas desain penelitian yang akan dilakukan, apakah menggunakan desain kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan deskriptif), dan seterusnya (Ridha., N. 2017: 64-65).

 

B. Langkah-Langkah Penulisan Rumusan Masalah Pada Penelitian

Langkah-langkah Perumusan Masalah (Ridha., N. 2017: 65)

1. Tentukan fokus penelitian

2. Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus

3. Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih

4. Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian

Rumusan Masalah yang Baik

1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut

2. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat

3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah

4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut

5. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

6. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama

 

C. Perbedaan Penulisan Rumusan Masalah Berdasarkan Jenis Penelitian

Rumusan masalah berperan sebagai rambu bagi pembaca dan untuk mempersempit tujuan penelitian. Berikut adalah perbedaan saran penulisan berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan:

Kualitatif

Tuliskan pertanyaan tidak lebih dari lima hingga tujuh.

Awali dengan kata apa atau bagaimana untuk menunjukkan keterbukaan penelitian

Fokus pada satu konsep utama

Gunakan verba eksploratif seperti “berdampak pada”, “mempengaruhi”, “menentukan”, “menyebabkan”, dan “menghubungkan”

Harus menunjang upaya penemuan teori substantif yang merupakan temuan teori baru yang berakar pada data-data di lapangan

Bahwa rumusan masalah dalam penelitian kualitatif itu diangkat dalam rangka menemukan jawabannya yang diharapkan menjadi embrio dari penemuan teori dasar yang dapat digunakan sebagai acuan

Peneliti perlu membaca kepustakaan yang relevan sebelum meumuskan masalah penelitiannya

Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif dapat bersifat tentatif. Sangat dimungkinkan dalam prosesnya di lapangan rumusan masalah akan berubah sesuai dengan latar penelitiannya

Menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.

Kuantitatif

Rumusan permasalahan perlu dituliskan secara singkat, jelas, dan mudah dipahami

Tuliskan rumusan permasalahan sebagai kalimat terakhir dari suatu bagian, agar mudah dibaca (dan mudah dicari), bahasan lebih panjang lebar tentang cara-cara merumuskan permasalahan termuat di bab tersendiri

Tuliskan pertanyaan mengenai hubungan antar variabel yang dianalisis

Pilihlah salah satu, menuliskan rumusan masalah atau hanya hipotesis saja, bukan keduanya

Jika digunakan hipotesis maka harus ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran

Masalah dapat berupa:

Rasa penasaran kita terhadap sesuatu yang tidak beres/menyimpang

Tidak cocoknya teori dan praktik

Tidak cocoknya perencanaan dengan pelaksanaan

Membatasi Masalah

Terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya

Masalah yang dipilih harus: interested, manageable, obtainable, significant, dan urgent

Masalah dibatasi pada pilihan satu atau lebih dari identifikasi masalah

Contoh: masalahnya dibatasi hanya pada penyakit jantung saja, dll

Masalah dibatasi pada pilihan satu atau lebih dari identifikasi masalah

 

Metode Penelitian Gabungan

Rumusan masalah didasarkan pada rancangan kualitatif dan kuantitatif harus disajikan

Rumusan masalah dapat dituliskan dengan cara yang berbeda mengandalkan satu dari tiga bentuk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Rumusan masalah yaitu bukanlah mengenai deretan pertanyaan akan tetapi berupa pernyataan. Baru setelah kalimat rumusan masalah tuntas, kemudian membuat pertanyaan penelitian secara terperinci. Rumusan masalah yang dibuat hendaknya/sebaiknya selaras/sejalan dengan tujuan penelitian. Perumusan masalah merupakan hal utama yang ditentukan pada saat pertama kali akan dilakukan riset. Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti.

Pada penulisan proposal berdasarkan jenisnya (kualitatif, kuantitatif, dan metode gabungan) terdapat perbedaan yaitu yang dapat ditemukan dalam penulisan rumusan masalah yang dilakukan. Selain itu terdapat juga langkah-langkah penulisan rumusan masalah pada penelitian dan cara merumuskan masalah penelitian agar menjadi baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 

Creswell, J, W. 2014. Research Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches, 4 Edition. Washington DC: Sage Publications.

Darmalaksana., W. 2020. Cara Menulis Proposal Penelitian. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Cara Menulis Proposal Penelitian - Wahyudin Darmalaksana - Google Buku.

Gunawan., I. Metode Penelitian Kuantitatif. Slide 1 (um.ac.id).

Hesse-Biber, S. N. 2010. Mixed Methods Research: Merging Theory with Practice. New York: The Guilford Press.

Nugrahani., F. 2014. METODE PENELITIAN KUALITATIF dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Surakarta. http://digilibfkip.univetbantara.ac.id/materi/Buku.pdf.

Ridha., N. 2017. PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN. Medan: Jurnal Hikmah, Volume 14, No. 1, Januari – Juni 2017, ISSN :1829-8419. Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian | Hikmah (staisumatera-medan.ac.id).

Supriyati, N. METODE PENELITIAN GABUNGAN (MIXED METHODS). http://bdksurabaya-kemenag.id/p3/data/uploaded/dokumen/MIXED_METHODS_NINIK_edit.pdf.

 

  MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL PENDAHULUAN DAN ...

 MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN

PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL PENDAHULUAN DAN TUJUAN

Untuk Mememenuhi Tugas Mata Metodologi Penelian Gabungan

yang Diampu oleh Dr. Parno, M. Si

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Iklimatul Fariqoh (180321614536)

P-2

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Februari 2021


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Penelitian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan. Peneliatian juga dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara objektif dan sistematis untuk memecahkan suatu persoalan / menguji suatu hipotesis guna mengembangkan prinsip-prinsip utama. Ada beberapa jenis penelitian yang sering digunakan oleh para peneliti, diantaranya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian menggunakan metode gabungan. Tentunya terdapat berbedaan yang mendasar dari ketiga jenis penelitian ini, oleh sebab itu pada makalah ini akan dijelaskan secara rinci tentang perbedaan penelitian kantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian menggunakan metode gabungan dari segi pendahuluan dan tujuannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan penelitian kantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian menggunakan metode gabungan dari segi pendahuluan.

2. Apa perbedaan penelitian kantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian menggunakan metode gabungan dari segi tujuan.

 

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perbedaan penelitian kantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian menggunakan metode gabungan dari segi pendahuluan.

2. Mengetahui perbedaan penelitian kantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian menggunakan metode gabungan dari segi tujuan.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Perbedaan Penelitian Kantitatif, Penelitian Kualitatif, dan Penelitian Menggunakan Metode Gabungan dari Segi Pendahuluan.

Maksud dari pendahuluan disini adalah langkah awal atau tahapan awal dimulainya suatu penelitian. John Creswell (2008) memaparkan tahapan penelitian kualitatif dengan tahap awal dimulai dengan identifikasi masalah pada suatu penelitian. Identifikasi masalah menyangkut berbagai isu atau hal-hal yang hendak dipelajari. Bagian ini juga berisi penegasan jika isu tersebut layak untuk diteliti. Pembaca diyakinkan akan pentingnya penelitian ini. Penelitian kuantitatif sering mencoba menetapkan hukum atau prinsip-prinsip umum untuk mencari sesuatu yang berlaku universal dan mengasumsikan realitas social adalah objektif dan diluar kondisi diri pribadi seseorang. Pendekatan kuantitatif berfokus pada dua hal yakni Measure objective facts (mengukr fakta objekitf) dan berfokus pada variabel. Menurut Yusuf (2014) Pada pendekatan kuantitatif arah dan focus suatu penelitian yaitu: melalui uji teoritik, menyajikan fakta dan data, deskripsi statistik, menjelaskan hubungan dan prediksi.

Adapun pendekatan kualitatif menekankan pada pentingnya pengalaman subjektif seseorang, dan realitas social dipandang sebagai suatu kreasi kesadaran seseorang dengan memberikan makna dan evaluasi kejadian secara personal dan dikonstruksi secara subjektif. Pendekatan kualitatif berfokus pada construct social rality, cultural meaning (membangun realitas social, makna budaya) dan berfokus pada proses interaktif. Menurut Yusuf (2014) Pada pendekatan kualitatif arah dan focus suatu penelitian adalah membangun teori dari fakta dan data, mengembangkan interaksi dan teori-teori yang dibangun dari fakta-fakta mendasar, dan sebagainya.

Pada tahap awal, penelitian menggunakan metode gabungan bertindak sebagai diversity of views yang dimaksudkan untuk melihat keragaman pandangan atas masalah yang sedang diteliti. Adapun metode gabungan ini difokuskan untuk sarana konfirmasi. Jika dengan sati metode peneliti menganggap temuannya kurang valid maka perlu ada metode lain untuk konfirmasi lebih lanjut sehingga menghasilkan temuan penelitian yang lebih valid.

 

B. Perbedaan Penelitian Kantitatif, Penelitian Kualitatif, Dan Penelitian Menggunakan Metode Gabungan Dari Segi Tujuan

1. Tujuan pada Penelitian Kuantitatif

Menurut Yusuf (2014) Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Jadi secara umum menurut Muslich (2009) penelitian kuantitatif bertujuan untuk membuat generalisasi kepada populasi yang diteliti.

2. Tujuan pada Penelitian Kualitatif

Secara mendasar penelitian kualitatif memeiliki dua tujuan yaitu (1) menggambarkan dan mengungkapkan. (2) menggambarkan dan menjelaskan. Menurut Nasution (2003) penggunaan pendekatan kualitatif adalah untuk menghasilkan grounded theory, yaitu pendekatan penelitian kualitatif yang awalnya dikembangkan oleh Glaser dan Strauss pada tahun 1960an tentang minat terhadap fenomena. Hal ini diperkuat oleh Moleong (2011) yang menyatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol, fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik. Jadi, secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman awal dari suatu fenomena, menggambarkan/mendeskripsikan realitas sesuai dengan konteksnya, menyatakan apa adanya eksplorasi, memperoleh makna, dan menemukan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu.mengerti teori.

3. Tujuan pada Penelitian Menggunakan Metode Gabungan

Pada penelitian gabungan ini memiliki tujuan antara lain membuat generalisasi, meramalkan, menguji teori, menetapkan/mendeskripsikan fakta, menguji hipotesis, menunjukkan hubungan antar variabel, menemukan teori, menggambarkan atau mendeskripsikan realitas sesuaidengan konteksnya, menyatakan apa adanya eksplorasi, memperoleh makna, menemukan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu.


BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Pada penelitian kuantitatif Identifikasi masalah menyangkut berbagai isu atau hal-hal yang hendak dipelajari. Bagian ini juga berisi penegasan jika isu tersebut layak untuk diteliti. Pembaca diyakinkan akan pentingnya penelitian ini. Adapun pada penelitian kualitatif menekankan pada pentingnya pengalaman subjektif seseorang, dan realitas social dipandang sebagai suatu kreasi kesadaran seseorang dengan memberikan makna dan evaluasi kejadian secara personal dan dikonstruksi secara subjektif. Sedangkan metode gabungan lebih difokuskan untuk sarana konfirmasi.

Secara umum menurut Muslich (2009) penelitian kuantitatif bertujuan untuk membuat generalisasi kepada populasi yang diteliti. Sedangkan penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman awal dari suatu fenomena, menggambarkan/mendeskripsikan realitas sesuai dengan konteksnya, menyatakan apa adanya eksplorasi, memperoleh makna, dan menemukan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu.mengerti teori. Adapun penelitian gabungan memiliki tujuan antara lain membuat generalisasi, meramalkan, menguji teori, menetapkan/mendeskripsikan fakta, menguji hipotesis, menunjukkan hubungan antar variabel, menemukan teori, menggambarkan atau mendeskripsikan realitas sesuaidengan konteksnya.

 

Daftar Rujukan

Anggito, Albi. 2018. Metodologi penelitian kualitatif. Jawa Barat: CV Jejak.

Creswell, John W. 2008. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muslich, Anshori. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif Dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta: Alex Media Komputino.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.

NOTULA

  NOTULA PERTEMUAN PERTAMA PFIS6515 - Metodologi Penelitian Gabungan Offering: P-2 Perkuliahan Pertemuan ke – 3 Tanggal:  23/02/2021 sd 1/03...