MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN GABUNGAN
PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN METODE GABUNGAN DALAM HAL HIPOTESIS
Untuk Mememenuhi Tugas Mata Metodologi Penelian Gabungan
yang Diampu oleh Dr. Parno, M. Si
Disusun oleh:
Misva Meltri Purba (4183121050)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FEBRUARI 2021
Pengertian Hipotesa Penelitian
Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara etimologis, teknis, statistik, dan lain sebagainya. Umumnya pengertian yang banyak digunakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara penelitian. Baiklah, kita akan bahas lebih dalam dan berikan contoh-contoh hipotesis tersebut.
Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pengertian hipotesa berdasarkan para ahli atau pakar:
a. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).
b. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).
c. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
d. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata, 1991: 49).
e. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000: 69).
f. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih).
Hipotesa Penelitian
Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.
Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau disebut juga dengan hipotesa kira-kira.
Ciri-ciri Rumusan Hipotesis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesa (Sumadi Suryabrata, 2000: 70), yaitu:
a. Harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam satu rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).
b. Hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat pernyataan).
c. Hendaknya dirumuskan dengan jelas.
d. Harus dapat diuji kebenarannya.
Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, dibedakan menjadi:
1) Hipotesa kerja, yaitu jawaban sementara “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesa kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
2) Hipotesa nol atau hipotesa statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja dan sering disingkat Ho.
Ada kalanya peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).
b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, dibedakan menjadi:
1) Hipotesis induktif, yaitu hipotesa yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
2) Hipotesis deduktif, merupakan hipotesa yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).
Hubungan antara hipotesa dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).
Macam Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya
Hipotesis terdapat tiga macam atau jenis atau lebih tepatnya disebut dengan “istilah bentuk hipotesis.”
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang bersifat deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin mengetahui bahwa, apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Maka peneliti tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya? Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu Jamu Merk A yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Hipotesis Deskriptif.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori yang digunakannya, yaitu:
H0: Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1: Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2 variabel.
Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan antara tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung. Apakah keduanya mempunyai tingkat kematian yang sama atau berbeda.
Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang bersifat jamak. Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat kematian akibat virus Corona, dan yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus flu burung.
Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah Hipotesis Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang perbandingan antara dua variabel yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan tingkat kematian akibat virus flu burung.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai dengan konsep keilmuannya, yaitu:
H0: Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu burung. Atau:
H1: Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu burung.
Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona. Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita.
Maka oleh karena itu, dalam menjawab permasalahan tersebut, hipotesa penelitian yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab didalamnya mengandung makna untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori yang digunakannya, yaitu:
H0: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita. Atau
H1: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita.
CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun hipotesis untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik, yaitu:
1. Harus menyatakan hubungan
2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
4. Harus dapat diuji
5. Harus sederhana
6. Harus bisa menerangkan fakta
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam penelitian.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis yang baik, sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis, tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah dan cara yang benar, sebuah hipotesis yang baik akan memudahkan jalannya proses penelitian.
Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.
Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Selain menggunakan teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :
1. Memperoleh dari sumber aslinya
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain, yakni:
1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk
2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
3. Analogi
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman
Syarat Penyusunan Hipotesis
Dalam menyusun hipotesa, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain:
1. Haruslah dirumuskan secara singkat, padat serta jelas.
2. Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian.
3. Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teori-teori dari para pakar atau hasil dari penelitian lainnya yang relevan.
Berdasarkan penjelasan yang panjang di atas, mulai dari pengertian sampai dengan jenis-jenis hipotesis, maka statistikian coba membuat kesimpulan tentang artikel Hipotesis atau yang dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Hipotesa. Berikut kesimpulannya:
Kesimpulan Konsep Hipotesis
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama dalam penelitian kuantitatif.
Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Jenis Hipotesis Penelitian antara lain: Hipotesa kerja, hipotesa nol, hipotesa induktif dan hipotesa deduktif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html
http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-perumusan-hipotesis
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances